Site icon Zona Lifestyle

Mengenal Lagom: Filosofi Hidup Seimbang ala Swedia

zonalifestyle.com ~~ Swedia memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi, salah satunya karena filosofi hidup mereka yang disebut Lagom. Konsep ini membantu banyak orang menjalani hidup dengan lebih harmonis tanpa tekanan berlebihan.

Lebih dari sekadar gaya hidup, Lagom telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Swedia. Filosofi ini mengajarkan seseorang untuk tidak hidup berlebihan tetapi juga tidak kekurangan. Oleh karena itu, masyarakat Swedia menerapkan prinsip ini dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan, hubungan sosial, hingga pola konsumsi sehari-hari.

 

Apa Itu Lagom?

Secara harfiah, Lagom berasal dari bahasa Swedia yang berarti “tidak terlalu banyak, tidak terlalu sedikit, tetapi cukup.” Oleh sebab itu, filosofi ini menuntun seseorang untuk selalu mencari keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan.

Dalam praktiknya, orang yang menerapkan Lagom menghindari gaya hidup konsumtif yang berlebihan. Sebaliknya, mereka memilih untuk menikmati dan mensyukuri apa yang telah mereka miliki. Dengan begitu, mereka bisa menjalani hidup dengan lebih tenang tanpa harus terus-menerus mengejar sesuatu yang lebih besar.

Tak hanya dalam aspek material, prinsip ini juga berlaku dalam interaksi sosial. Seseorang yang menerapkan Lagom akan selalu berusaha menjaga keseimbangan dalam hubungan dengan orang lain. Mereka tidak mendominasi percakapan, tetapi di sisi lain, mereka juga tidak menghindari interaksi sosial sepenuhnya.

 

Lagom dalam Kehidupan Sehari-hari

Masyarakat Swedia menerapkan Lagom dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Mereka menjadikan filosofi ini sebagai pedoman dalam bekerja, beristirahat, dan bersosialisasi.

1. Lagom dalam Dunia Kerja

Budaya kerja di Swedia sangat berpegang pada konsep Lagom. Mereka bekerja dengan efisien tanpa harus lembur terus-menerus. Dengan demikian, mereka lebih mengutamakan kualitas pekerjaan daripada sekadar jumlah jam kerja.

Banyak perusahaan di Swedia juga memberikan fleksibilitas dalam jam kerja. Dengan sistem ini, karyawan bisa lebih mudah menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Akibatnya, mereka tetap produktif tanpa harus mengorbankan waktu bersama keluarga.

Selain itu, budaya kerja Swedia sangat menekankan pentingnya kolaborasi. Tidak ada hierarki yang terlalu ketat dalam lingkungan kerja. Oleh karena itu, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi secara adil dan seimbang.

2. Lagom dalam Pola Konsumsi

Selain dalam dunia kerja, konsep Lagom juga sangat memengaruhi kebiasaan belanja masyarakat Swedia. Mereka tidak membeli barang secara berlebihan, melainkan hanya membeli produk yang benar-benar mereka butuhkan.

Gaya hidup minimalis menjadi bagian dari Lagom. Banyak orang Swedia memilih untuk memiliki sedikit barang, tetapi mereka memastikan bahwa setiap barang yang mereka miliki benar-benar memiliki fungsi yang jelas. Dengan demikian, mereka bisa menghemat uang sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Tak hanya itu, masyarakat Swedia juga sangat sadar dalam penggunaan energi. Mereka menggunakan listrik dan air secukupnya agar tidak terjadi pemborosan sumber daya. Dengan begitu, mereka bisa ikut menjaga kelestarian lingkungan.

3. Lagom dalam Hubungan Sosial

Dalam interaksi sosial, Lagom mengajarkan seseorang untuk menyeimbangkan antara berbicara dan mendengarkan. Orang Swedia tidak suka mendominasi percakapan, tetapi mereka juga tidak membiarkan diri mereka diam terlalu lama. Oleh sebab itu, mereka berusaha menciptakan komunikasi yang seimbang dan nyaman bagi semua pihak.

Selain itu, masyarakat Swedia juga menerapkan konsep Lagom dalam kehidupan sosial mereka. Saat berkumpul bersama keluarga atau teman, mereka tidak menyajikan makanan dalam jumlah berlebihan. Sebaliknya, mereka menyiapkan makanan secukupnya agar tidak ada yang terbuang sia-sia.

Lebih jauh lagi, mereka juga sangat menghargai ruang pribadi setiap orang. Jika seseorang membutuhkan waktu sendiri, mereka tidak akan memaksanya untuk selalu hadir dalam acara sosial.

 

Manfaat Menerapkan Lagom

Banyak orang yang menerapkan Lagom cenderung lebih bahagia dan memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Filosofi ini membawa berbagai manfaat dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:

1. Mengurangi Stres

Orang yang menjalani hidup dengan prinsip Lagom tidak merasa harus selalu mencapai kesempurnaan. Sebaliknya, mereka lebih fokus pada apa yang cukup dan memadai bagi mereka. Dengan cara ini, mereka bisa menjalani hidup tanpa tekanan yang berlebihan.

Selain itu, mereka juga tidak merasa harus bersaing dalam hal materi atau status sosial. Sebab mereka lebih menikmati hidup dengan apa yang telah mereka miliki tanpa merasa perlu memiliki lebih banyak.

2. Meningkatkan Kualitas Hidup

Dengan menerapkan Lagom, seseorang bisa menikmati hidup tanpa merasa kekurangan atau berlebihan. Mereka memiliki waktu yang cukup untuk bekerja, bersantai, dan bersosialisasi.

Tak hanya itu, gaya hidup seimbang ini juga membantu mereka menjaga kesehatan fisik. Mereka lebih sadar akan pentingnya pola makan yang baik serta olahraga yang cukup.

3. Membantu Menjaga Lingkungan

Orang yang menerapkan Lagom cenderung lebih peduli terhadap lingkungan. Mereka mengurangi konsumsi yang tidak perlu sehingga bisa mengurangi limbah.

Banyak orang Swedia yang memilih produk yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, mereka juga lebih sering menggunakan transportasi umum atau bersepeda daripada menggunakan mobil pribadi.

 

Cara Menerapkan Lagom dalam Kehidupan

Meskipun berasal dari Swedia, konsep Lagom bisa diterapkan oleh siapa saja. Filosofi ini membantu seseorang menciptakan kehidupan yang lebih seimbang dan harmonis.

1. Kurangi Hal yang Tidak Diperlukan

Seseorang bisa mulai menerapkan Lagom dengan mengurangi hal-hal yang tidak benar-benar mereka butuhkan. Mereka bisa memilah barang di rumah, mengurangi kebiasaan konsumtif, dan menyederhanakan aktivitas harian.

Selain itu, pilihlah barang yang benar-benar memiliki fungsi dan memberikan manfaat nyata. Jangan membeli sesuatu hanya karena tren atau dorongan emosional sesaat.

2. Atur Waktu dengan Bijak

Waktu adalah salah satu sumber daya paling berharga dalam hidup. Oleh karena itu, dengan menerapkan Lagom, seseorang bisa mengatur waktu mereka dengan lebih bijak. Mereka tidak bekerja terlalu banyak, tetapi juga tidak bermalas-malasan.

Mereka juga meluangkan waktu untuk hal-hal yang benar-benar penting. Dengan demikian, mereka bisa menyeimbangkan antara pekerjaan, keluarga, dan waktu untuk diri sendiri.

3. Jaga Pola Makan Seimbang

Lagom juga bisa diterapkan dalam pola makan. Seseorang bisa makan dengan porsi yang cukup dan memilih makanan yang sehat. Mereka tidak makan dalam jumlah berlebihan, tetapi juga tidak membiarkan diri mereka kekurangan nutrisi.

Masyarakat Swedia sangat menjaga agar makanan tidak terbuang sia-sia. Oleh karena itu, mereka memasak dalam porsi yang cukup dan menyimpan makanan dengan baik agar bisa dimanfaatkan sepenuhnya.

4. Seimbangkan Hubungan Sosial

Seseorang yang menerapkan Lagom akan berusaha menjaga keseimbangan dalam hubungan sosial mereka. Mereka tidak terlalu sering mengisolasi diri, tetapi juga tidak memaksakan diri untuk selalu bersosialisasi.

Selain itu, mereka juga menghargai ruang pribadi orang lain dan memberikan kesempatan bagi orang lain untuk berbicara. Dengan cara ini, mereka bisa menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan nyaman.

 

Zona Lifestyle dan Lagom

Dalam kehidupan modern, konsep Lagom semakin relevan. Filosofi ini membantu seseorang menjalani hidup dengan lebih tenang tanpa tekanan sosial yang berlebihan.

Pada akhirnya, filosofi ini membuktikan bahwa kebahagiaan bukanlah tentang memiliki lebih banyak, melainkan tentang menemukan keseimbangan yang tepat.

Exit mobile version